RENUNGAN DAN PETIKAN HADIS.." MUKMIN YANG KUAT ITU LEBIH BAIK DAN LEBIH DICINTAI ALLAH DARIPADA MUKMIN YANG LEMAH"

Monday, March 29, 2010

Jangan Biarkan Amal Menjadi Buih

Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan,…
(QS. An Nisaa: 125)


Kisah yang sangat menarik tentang diri Khalid bin Walid selaku panglima yang sangat berjasa bagi kaum muslimin, di dalam puncak karirnya yang gemilang tiba-tiba diturunkan jabatannya menjadi prajurit biasa, oleh Khalifah Umar bin Khattab.

Dan subhanallah., Khalid tidak marah ataupun kecewa karena jabatannya diturunkan, bahkan ia tetap turut berperang di bawah komando pimpinan yang baru. Ketika banyak orang mempertanyakan dan memprovokasi tentang hal itu, Khalid menjawab dengan tenangnya, “Aku berperang karena Allah, bukan karena Umar”.

Kita mesti banyak belajar tentang Keikhlasan dan sebaik baik contoh keikhlasan adalah meneladani Rasulullah saw. dan para sahabatnya. “Tentara Terdepanmu adalah Keikhlasan”, istilah ini sangat tepat karena memang keikhlasan adalah garda terdepan kita untuk menghadapi segala rintangan di jalan Allah. Keikhlasan membuat kita tak kenal lelah dan tak kenal henti dalam beramal mulia, karena tujuan kita hanya satu, yaitu Allah SWT.

Kita perhatikan kembali ‘catatan amal’ kita. Kita koreksi lintasan hati atau getaran hati yang dapat menggugurkan nilai amal kita. Mungkin kita pernah berfikir tentang kesuksesan, kemudian berucap “Itu karena kehebatan saya, apa jadinya tanpa diri saya?” bukankah yang demikian senada dengan Fira’un yang menjadikannya dirinya sombong sampai berani mengikrarkan dirinya sebagai Tuhan atau kisah Qorun yang ditenggelamkan Allah karena merasa kehebatan dirinya dalam mengumpulkan harta kekayaanya.

“Kecewa!”, iya kita sering kecewa jika tujuan kita menyimpang kepada yang sifatnya duniawi, maka saat tujuan itu tak tercapai, kita akan mudah kecewa dan berbalik ke belakang. Bila amal dibangun lantaran mengharapkan apa-apa yang ada pada manusia, berupa penghormatan, penghargaan, pengakuan eksistensi diri, popularitas, jabatan, pengikut dan pujian, maka hakekatnya kita telah berubah menjadi hamba manusia, bukan lagi hamba Allah SWT. Sekali lagi, kita terutama penulis harus banyak belajar dan berlatih tentang keikhlasan.

Selayaknya kita bangun prestasi amal kita karena Allah SWT semata, sebab amal yang dibangun selain karena-Nya hanya akan meninggalkan buih-buih amal yang membuat kita kecewa di kemudian hari. Wallahu’alam.

Air Mata Rasulullah

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum --peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik alaaa wa salim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Kawan, sudahkah kita mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita. Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka. Amin... Usah gelisah apabila dibenci manusia karena masih banyak yang menyayangimu di dunia tapi gelisahlah apabila dibenci Allah karena tiada lagi yang mengasihmu diakhirat. Wallahu'alam

(Sumber : milis kafemuslimah.com)

7 Keajaiban Dunia


Sekelompok pelajar kelas geografi belajar mengenai "Tujuh Keajaiban Dunia". Pada akhir pelajaran, pelajar tersebut di minta untuk menyenaraikan apa yang mereka pikir merupakan "Tujuh Keajaiban Dunia" saat ini.

Walaupun ada beberapa ketidaksesuaian, sebahagian besar daftar berisi :
1. Piramid Besar di Mesir
2. Taj Mahal
3. Grand Canyon
4. Panama Canal
5. Empire State Building
6. St. Peter's Basilica
7. Tembok China

Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya. Jadi, sang guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan senarainya.

Gadis pendiam itu menjawab, "Ya, sedikit. Saya tidak tahu memilih karana sangat banyak." Sang guru berkata, "Baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki, dan mungkin kami boleh membantu memilihnya.

"Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca, "Saya pikir Tujuh Keajaiban Dunia adalah :
1. BOLEH bersyukur
2. BOLEH merasakan
3. BOLEH tertawa
4. BOLEH mendengar. Dia ragu2 lagi sebentar, dan kemudian meneruskan...
5. BOLEH berkongsi
6. BOLEH mencintai
7. Dan BOLEH dicintai

Ruang kelas tersebut sunyi seketika ....
Kawan, alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya "keajaiban" sementara kita lihat lagi semua yang telah Tuhan lakukan untuk kita, menyebutnya sebagai "biasa".Semoga kita hari ini diingatkan tentang segala hal yang betul-betul ajaib dalam kehidupan kita. bersyukurlah untuk apa yg telah kita dapatkan sampai saat ini, .. kerana itu sesungguhnya semua merupakan suatu "keajaiban".

(Dari Bunga Rampai Seri 13, pengembangan-kepribadian@yahoogroups.com)

Renungan: Bagi Istri & Calon Istri. Bagi Suami & Calon

Buat para Suami & calon Suami..

Renungkanlah...Pernikahan atau perkawinan membuka tabir rahasia...
Isteri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khadijah,
tidaklah setaqwa Aisyah..
pun tidak setabah Fatimah..

Justru..
isterimu hanyalah wanita akhir zaman
yang punya cita-cita menjadi solehah
Pernikahan atau perkawinan mengajar kita kewajiban bersama.......
Isteri menjadi tanah kamu langit penaungnya,
Isteri ladang tanaman kamu pemagarnya,
Isteri kiasan ternakan kamu gembalanya,
Isteri adalah murid kamu mursyidnya,
Isteri bagaikan anak kecil kamu tempat bermanjanya,
Saat isteri menjadi madu kamu teguklah sepuasnya,
seketika isteri menjadi racun kamulah penawar bisanya,
seandainya isteri tulang yang bengkok berhati-hatilah
meluruskannya.

Pernikahan atau perkawinan menginsafkan kita perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan ridha kepada Allah swt.

Kamu bukanlah Rasulullah saw?
Pun bukanlah Sayyidina Ali Karamallahhuwajhah
Cuma suami akhir zaman yang berusaha menjadi soleh...

AMIN.


Buat para Istri & calon Istri..
Renungkanlah...

Pernikahan atau perkawinan membuka tabir rahasia
Suami yang menikahi kamu tidaklah semulia Muhammad saw
Tidaklah setaqwa Ibrahim
Pun tidak setabah Ayyub atau pun
Segagah Musa.. apalagi setampan Yusuf
Justru suamimu hanyalah lelaki akhir zaman yang punya
cita-cita
membangun keturunan yang soleh...

Pernikahan atau perkawinan mengajar kita kewajiban
bersama..
Suami menjadi pelindung kamu penghuninya,
Suami adalah nahkoda kapal kamu pengemudinya,
Suami bagaikan pelakon yang nakal kamu adalah penonton
kenakalannya,
Saat suami menjadi raja kamu nikmati anggur singgasananya,
Seketika suami menjadi bisa kamulah penawar obatnya,
Seandainya suami bengis lagi lancang sabarlah
memperingatkannya,

Pernikahan ataupun perkawinan mengajarkan kita perlunya
iman dan taqwa,
untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah swt.

Kamu bukanlah Khadijah yang begitu sempurna di dalam menjaga
pun bukanlah Hajar yang begitu setia dalam sengsara....
Cuma wanita akhir zaman yang berusaha menjadi solehah,

AMIN.

"Aku Mencintaimu Ibu"

Sahabat Hikmah...
Kita telah dilahirkan oleh Ibu kita
dengan perjuangan antara hidup dan mati...
Sudahkah kita BERBUAT sesuai yang diharapkannya. ..
untuk orang tua, untuk keluarga, untuk bangsa, negara dan agama?
Apakah kedudukan kita sudah sebanding dengan perjuangannya ...?
Ataukah sebaliknya kita sudah mengecewakannya?

Marilah kita mengambil sebuah tulisan berikut...

IBU

Suatu ketika seorang anak menghampiri ibunya di dapur..
ia menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisinya. ..
Setelah sang ibu mengeringkan tangannya dengan lap.
Ia pun membacanya dan inilah tulisannya :


Untuk memotong rumput RM10.00
Untuk membersihkan tempat tidur RM5.00
Untuk pergi ke KEDAI disuruh ibu RM2.00
Untuk menjaga adik waktu ibu belanja RM20.00
Untuk membuang sampah RM1.00
Untuk nilai bagus RM10.00
Untuk membersihkan dan menyapu halaman RM5.00
Jadi total jumlah hutang ibu adalah RM53.00

Sang Ibu memandangi anaknya dengan penuh harap..
berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu..
lalu ia mengambil pen,
membalikan kertasnya dan inilah yang ia tuliskan :

Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, PERCUMA
Untuk semua malam ibu menemani kamu, PERCUMA
Untuk mengobati kamu dan mendoakan kamu, PERCUMA
Untuk semua saat susah dan airmata dalam mengurus kamu, PERCUMA
Untuk semua mainan, makanan dan baju, PERCUMA
Kalau dijumlahkan semuanya..
harga cinta ibu adalah PERCUMA...
semuanya PERCUMA...

Selesai membaca apa yang ditulis ibunya,
Sang anak pun BERLINANG AIR MATA dan menatap ibunya dan berkata :

”IBu, aku SAYANG SEKALI sama ibu”
Kemudian ia mengambil PEN
dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar ”JELAS”

Masih senantiasa teringat dalam benak kami...
Ketika kami muda betapa Ibunda ingin MEMELUK kami ...
tapi kami MENGUNCI kamar kami.....

Ketika sebagian dari kami lulus PEPERIKSAAN Ibu MENANGIS TERHARU.....
tapi kami malah BERPESTA dengan teman-teman kami...

Ketika mereka membayar WANG kuliah dan MENGANTAR kami kuliah pertama...
tapi kami malah minta diturunkan di gerbang kampus kerana MALU sama teman-teman kami...

Ketika beliau bertanya”dari mana saja seharian pergi...”
sebagai jawapan..”Ah Ibu betul2 cerewet , semua mahu tahu urusan orang”

Ketika mereka MEMBANTU membiayai pernikahan.. .
akan tetapi semua anak2 tetap berpindah dan menetap jauh beratus kilometer darinya ...

Ketika dia memberi nasihat cara merawat bayi...
tetapi kami menjawab ”Maaf ibu zaman sudah berubah...”

Ketika mereka memendam rindu ingin bertemu kami...
akan tetapi apa jawapan kami ”Maaf ibu kami sibuk dengan urusan kami.....”

Ketika di Usia mereka LANJUT dan UZUR
sehingga memerlukan RAWATAN... .
sebagai gantinya kami malah membaca pengaruh negatif orangtua yang menumpang di rumah cucu-cucunya. ..

Sehingga ketika sebagian dari orangtua kami Engkau Panggil....
Baru terasa seperti sebuah PALU GODAM yang meremukan hati kami...
ternyata kami BELUM MELAKUKAN APAPUN untuk kedua orangtua kami...

Jika beliau masih ADA,
jangan lupa memeberikan KASIH SAYANGMU lebih dari yang pernah kau berikan selama ini...

Dan jika beliau sudah TIADA,
ingatlah kasih sayang dan cintanya yang tulus tanpa syarat kepadamu..
janganlah lupa untuk senantiasa melantunkan DOA kepadanya disetiap waktumu...

Untuk itu...
Ya Allah ampunilah kedErhakaan kami...
Ya Allah senantiasa perbaiki akhlak kami...
Ya Allah rahmatillah senantiasa orangtua kami.
Ya Allah cintailah... kasihilah. ..sayangilah mereka
sebagaimana mereka demikian sayang kepada kami sewaktu kami kecil....... ..


Demikian semoga kita sedar dan insaf. ..
KEWUJUDAN kita di dunia harus BERERTI...
Terutama untuk IBU TERCINTA....

Tangisan di sudut pasar Madinah Al-Munawarah

Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya".
Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad.

Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang Beliau SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu?", tanya Abubakar r.a. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha.

Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu ?". Abubakar r.a menjawab, "aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.